PPKM di Surabaya Efektif, Tetapi Belum Layak Dihentikan
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur, Estiningtyas Nugraheni beranggapan pelaksanaan PPKM sejak 3 Juli lalu cukup efektif menekan kasus COVID-19 di Kota Surabaya.
"Artinya, indikator dari kebijakan PPKM dapat membantu dalam menurunkan kasus," kata Esti, Selasa (3/8).
Persoalan selanjutnya ialah bila penurunan kasus itu sangat bergantung pelaksanaan PPKM, nantinya bila dilonggarkan angkanya kembali naik.
Dia berpendapat perilaku masyarakat belum selaras dengan syarat putusnya mata rantai penyebaran.
"Apakah PPKM ini efektif? Iya. Namun pemerintah perlu memantau level kemandirian masyarakat berdisiplin protokol kesehatan (prokes) sebagai indikator utama putusnya mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Esti.
Seperti halnya di Surabaya, dia menyatakan pemkot sudah berupaya penuh menangani COVID-19 dan efektif. Namun Esti khawatir ketika PPKM dilepas, masyarakat justru yang tidak siap.
Makanya, dia mendorong semua pihak menumbuhkan kewaspadaan dan kesadaran di masing-masing individu. Harapannya, seluruh masyarakat dapat berperan aktif secara mandiri dalam memutus mata rantai COVID-19.
"Pelajaran yang kita petik, yakni kalau kita mengandalkan semuanya di pemkot, maka tidak akan cukup resourcenya," tutur Esti. (antara/mcr13/jpnn)
Pembina Persakmi Jawa Timur menilai warga Surabaya belum cukup siap bila PPKM dicabut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News