Bisnis Prostitusi Terselubung di Dolly Semakin Liar dan Tak Terkendali
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Seorang perempuan sebut saja Mawar menceritakan kondisi para PSK dalam bisnis prostitusi di Dolly yang beroperasi secara terselubung, meski telah ditutup oleh Pemkot Surabaya.
Mawar mengatakan kesehatan para PSK kini menjadi tanggung jawab pribadi sejak bisnis prostitusi Dolly ditutup.
"Rekan-rekan PSK ya ke dokter sendiri kalau mau sehat, enggak ada yang menasehati soalnya sudah tidak ada bos," kata Mawar dalam podcast ‘Dolly Belum Mati’ IKA Stikosa-AWS yang dipandu Noor Arief Prasetyo, Minggu (6/6).
Para PSK di Dolly saat ini juga tidak ada yang bekerja formal. Mereka kebanyakan tinggal di kos dan hanya mengandalakn bekerja untuk melayani pria hidung belang.
"Kami-kami ini (para PSK) nyaris tanpa pekerjaan. Cuma modal kenalan dan dapat telepon, sedangkan muncikarinya kerja normal kalau siang hari. Bisnis prostitusi cuma jadi pendapatan sampingan," ujar Mawar.
Mengenai kehidupan sosial di Dolly yang beroperasi secara terselubung pasca-ditutup, Mawar mengaku tidak ada masalah.
Mawar juga menyebutkan bahwa warga yang tinggal di Dolly banyak bergantung kepada para PSK yang sering memenuhi kebutuhan sehari-hari di sana.
"Kelebihan orang sana itu diam, asal anak (PSK) di sana gak usil. Kami ini banyak menghasilkan di kampung situ. Contohnya kayak jasa cuci baju, makan, pokok yang dibutuhkan para PSK," ungkapnya.
Mawar bercerita soal kondisi para PSK dalam bisnis prostitusi di Dolly yang beroperasi secara terselubung, meski telah ditutup oleh Pemkot Surabaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News