Pengrajin Tahu Tempe Menjerit, Oh, Ini Ternyata Penyebabnya

Kamis, 03 Juni 2021 – 15:04 WIB
Pengrajin Tahu Tempe Menjerit, Oh, Ini Ternyata Penyebabnya - JPNN.com Jatim
Satgas Pangan Jatim saat mengecek harga kedelai ke agen dan distributor usai menerima keluhan pengrajin tahu tempe. Foto: Humas Polda Jatim

"Masih ada stok kurang lebih 40 ton, namun beberapa hari terakhir permintaan kedelai turun karena harga yang masih tinggi," ujar dia.

Kemudian dari salah satu agen subdistributor di Tulungagung, harga kedelai Rp 10.500 per kilogram. Jika dijual eceran harganya Rp 10.750.

"Kemudian CV Polowijo menjual harga kedelai Rp10.300 per kilogram," imbuh Farman.

Farman mengatakan berdasarkan informasi dari importir dan distributor, secara keseluruhan stok kedelai di Jatim masih cukup.

Terkait dengan harga yang tinggi hal itu disebabkan beberapa faktor.

"Harga internasional dari negara asalnya seperti Amerika dan Brasil memang sudah tinggi, ditambah kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu tempe di dalam negeri 80 persen masih bergantung pada impor," papar Farman.

Faktor berikutnya dari kenaikan biaya transportasi kapal karena dampak dari pandemi Covid-19.

Satgas Pangan akan mengambil langkah berkoordinasi dengan disperindag. "Nanti akan kami koordinasikan apakah diperlukan operasi pasar di wilayah yang harga kedelainya tinggi atau tidak," kata Farman. (mcr12/mcr13/jpnn)

Polisi menelusuri penyebab naiknya harga kedelai yang menyebabkan pengrajin tahu dan tempe menjerit.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News