Marak Pelecehan Seksual di Kampus, Keluarga Jadi Support System Utama

Sabtu, 29 Januari 2022 – 19:56 WIB
Marak Pelecehan Seksual di Kampus, Keluarga Jadi Support System Utama - JPNN.com Jatim
Dosen Psikologi Pendidikan Untag Surabaya Karoline Rista. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Seseorang yang menjadi korban pelecehan seksual akan mengalami dampak psikologis terhadap dirinya. Mereka biasanya akan mengalami stres hingga depresi.

Pernyataan Dosen Psikologi Untag Surabaya, Karoline Rista itu menanggapi maraknya kasus pelecehan seksual yang marak terjadi di lingkungan kampus belakangan ini. 

"Korban mungkin akan beraksi seakan-akan biasa saja, tetapi pada korban tertentu kondisi psikologisnya rentan. Mereka bisa sampai depresi," kata Karoline, Sabtu (29/1).

Olin sapaan dosen itu mengatakan korban pelecehan seksual biasanya kesulitan untuk speak up atau bersuara. Nah, apabila mereka berani, keluarga mesti menjadi support system atau dukungan pertama yang baik. 

"Jadi, korban akan lebih berani bersuara dan semua tindakan kekerasan diharapkan bisa hilang. Bukan justru menambahi stres atau beban korban," ujar dia. 

Untuk menjadi support system yang baik, cobalah berhenti menghakimi. Contohnya, kalimat-kalimat menyepelekan akan membekas apabila ditujukan kepada korban. 

"Contohnya, ‘move on dong’, ‘jangan itu-itu lagi yang kamu bahas’. Ketika membahas itu, (dampak pada korban,red) berarti masih membekas," jelasnya. 

Menurut Olin, kekerasan seksual bukanlah hal yang mudah untuk disampaikan karena menyangkut privasi seseorang. 

Keluarga menjadi support system pertama yang baik terhadap korban pelecehan seksual.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News