Penjelasan Pakar Geologi Soal Erupsi Gunung Semeru

Sehingga, saat hujan deras pada Sabtu (4/12) guguran material vulkanik berdampak sangat masif di beberapa lereng Gunung Semeru.
"Hal ini terlihat dari adanya hujan abu yang disertai awan panas guguran," ucapnya.
Masyarakat malah cenderung tidak merasakan getaran gempa saat erupsi Gunung Semeru karena magnitudonya kecil.
Getaran itu ditangkap seismograf. Datanya juga berhasil mendeteksi seismisitas akibat erupsi pada pukul 14.50 WIB di hari yang sama dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5.160 detik.
"Erupsi itu terjadi pada skala kecil, dengan getaran seismisitas tidak terlalu dirasakan warga,” lanjutnya.
Meski material runtuhan sebagian besar dari endapan material vulkanik dan erupsi sebelumnya serta bukan material yang baru keluar akibat erupsi besar, tetapi tetap menyimpan panas dengan suhu tinggi.
“Panas itu masih ada karena ketebalan endapan material yang masif,” jelasnya.
Selain itu, sejak awal material keluar dari perut bumi, panasnya mencapai 300-700 derajat celsius. Sehingga, saat endapan material vulkanik runtuh, awan panas bersuhu sekitar 200-400 derajat celsius masih terdapat lahar hujan yang panas.
Guguran material Gunung Seemru sebagian besar dari akumulasi erupsi hari-hari sebelumnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News