Penjelasan Pakar Geologi Soal Erupsi Gunung Semeru
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Awan panas guguran di Gunung Semeru menjadi sorotan Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), M Haris Miftakhul Fajar. Menurutnya, guguran material itu sebagian besar adalah akumulasi hasil erupsi di hari-hari sebelumnya.
Dosen Departemen Teknik Geofisika itu menyampaikan rekaman aktivitas seismik Gunung Semeru saat itu diketahui tidak menunjukkan adanya gempa karena erupsi yang besar.
Namun, dari data seismisitas terekam aktivitas guguran yang meningkat tajam dan gempa erupsi intensitas kecil.
Merujuk data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejak November lalu, sudah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik berupa gempa erupsi Gunung Semeru.
"Bersamaan dengan adanya peningkatan aktivitas erupsi, terindikasi pula adanya peningkatan jumlah material vulkanik yang terkumpul di sekitar kawah," ujar Haris, Kamis (9/12).
Penumpukan jumlah material di tudung Gunung Semeru mengakibatkan puncak semakin tinggi. Di sisi lain, ketidakstabilan lereng juga bertambah.
“Apalagi, material erupsi keluaran Gunung Semeru masih berupa material vulkanik yang tidak terkonsolidasi,” jelasnya.
Karakteristik material itu sangat mudah tergerus dan dapat mengakibatkan terjadinya runtuhan. Apalagi, cuaca ekstrem di akhir tahun 2021 pengukuhannya semakin meningkat.
Guguran material Gunung Seemru sebagian besar dari akumulasi erupsi hari-hari sebelumnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News