Menjiwai Bonek dari Guru SD yang Terpilih Jadi Wasit Olimpiade Tokyo 2020
"Saya terus membaca buku berjudul 'Law of Badminton' berisi segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris," ujar perempuan kelahiran September 1977 tersebut.
Dia juga akhirnya menjajal mengikuti ujian wasit nasional di berbagai ajang. Seiring perjalannya, karier Lia makin melejit dalam dunia perwasitan.
Kendati begitu, dia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris. Bahkan tak jarang, Lia mengimplementasikan ilmu-ilmunya sebagai wasit di tempatnya mengajar.
Kerap kali dia melatih anak-anak didiknya agar selalu berdisiplin, percaya diri, dan pantang menyerah. Menurut Lia, ketiga sikap itu penting dalam meraih kesuksesan.
"Saya ajarkan mereka jadi 'The Real Bonek'," ucap dia.
Bagi lia, menjadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main, sakit hati terus berantem. Tetapi tak gentar dan berani terus bangkit.
"Sama seperti halnya belajar bahasa asing, butuh keberanian karena berbahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka untuk 'wani' (berani) mencoba," imbuh dia.
Lia sangat berharap generasi penerus bangsa, khususnya Arek-arek Suroboyo, makin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya. (antara/mcr13/jpnn)
Mari mengenal lebih dekat dengan Qomarul Lailah (43), sosok wasit pada Olimpiade Tokyo 2020 asal Surabaya.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News