Selisih 3 Persen, Abdul Ghofur Berpotensi Salip Yuhronur di Pilkada Lamongan
Khotib menambahkan peluang terbuka buat Ghofur juga tergambar dari pemilih yang berkategori strong supporters (pemilih militan yang tak berubah pilihannya) dan yang soft supporter (pemilih cair yang sudah memilih, tetapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali).
“Dari data kami, angka soft suporternya masih sangat tinggi, yaitu 41,2 persen. Ini angka yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan, bisa diperebutkan siapa saja. Artinya, siapa yang bisa mengambil angka soft supporter ini paling banyak, itulah yang akan memenangkan pertarungan,” jelasnya.
Khotib juga memberi gambaran peluang tentang kompetitifnya para paslon di Pilkada Lamongan ini. Salah satunya, terlihat dari distribusi aneka dukungan segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan, penghasilan dan dapil yang semuanya belum ada yang kokoh merata, tetapi masih kompetitif.
Modal lain yang bisa dijadikan dasar terbukanya peluang paslon yang diusung PKB ini adalah tentang alasan publik memilih calon. Kepada Yuhronur, mayoritas lebih karena pertimbangan dianggap sudah berpengalaman.
Namun, alasan yang memilih Ghofur mayoritas karena dipersepsi berkepribadian baik 20,2 persen dan dianggap mampu menyelesaikan masalah 27,9 persen.
Adapun untuk Yuhronur, publik yang menganggap berkepribadian baik itu hanya 9,1 persen dan hanya 17,9 persen yang menganggap mampu menyelesaikan masalah.
“Nah, itu modal penting untuk dipilih. Sayangnya, Pak Ghofur masih punya problem pengenalan yang di bawah Pak Yuhronur dan peluang juga cukup terbuka pada saat dipotret isu negatif para calon, di mana Pak Yuhronur yang paling banyak isu negatifnya. Bagusnya buat dia, hanya 4,1 persen yang tahu,” ucapnya.
Isu penting lainnya yang harus diwaspadai, menurut Khotib, adalah sikap mayoritas publik terhadap money politic. Mayoritas 78,2 persen publik menganggap money politic sangat wajar dan cukup wajar. Ini gambaran sikap pragmatis warga Lamongan di Pilkada.
Elektabilitas Abdul Ghofur-Dirosya 38,3 persen, selisih tiga persen dari Yuhronur Efendi-Dirham 41,1 persen via LSI Denny JA.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News