Fenomena Jokowi Cawe-Cawe, Pengamat: Secara Etika Seharusnya Dukung Capres PDIP
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pengamat Politik Unair Airlangga Pribadi Kusman menyebut fenomena politik yang menjadi sorotan menjelang Pilpres 2024, yakni posisi Presiden Jokowi dalam proses cawe-cawe politiknya.
Menurutnya, hal tersebut dipandang banyak kalangan sedang mengayun dalam merangkul kandidat presiden, terutama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Kesan merangkul beberapa pihak ini dapat dipahami apabila kita memandang rational and political interest dari posisi Presiden Jokowi, mengingat tingkat kepuasan yang sangat tinggi dari publik pada angka 82 persen di akhir masa kepemimpinannya,” ujar Airlangga tertulis, Selasa (5/9).
Dia menilai Jokowi mengharapkan Pilpres 2024 minim polarisasi politik dan relatif stabil serta kondusif. Maka dari itu, di satu sisi Jokowi harus dekat dengan para kandidat seperti Ganjar dan di sisi lain membangun hubungan baik dengan Prabowo.
Tujuannya, selain untuk menjaga stabilitas kepemimpinan kabinet, juga mengkondisikan agar tidak terjadi benturan keras, terutama di kalangan konstituen Ganjar dan Prabowo, seperti pada Pilpres 2019.
Dalam konteks etika politik, Presiden Jokowi sebagai pejabat publik dan kader PDIP yang notabenenya partainya yang menyerap agregasi kepentingan dan aspirasi publik serta membingkainya dalam garis ideologi partai.
“Salah satunya cara adalah menampilkan Joko Widodo sebagai figur dalam momen momen elektoral baik dalam Pilkada Solo dua periode, pilkada Jakarta maupun dalam Pilpres 2014 dan 2019,” katanya.
Artinya, political path dan political origin Jokowi adalah PDIP. Secara etika politik maka pilihan yang diambil tidak akan mendukung kandidat capres yang tak diusung partainya, yaitu partai berlambang banteng tersebut.
Pengamat Politik Unair Airlangga Pribadi Kusman menyebut secara etika politik seharusnya Jokowi mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News