Guntur Romli: Anies-Muhaimin Salah Tempat Deklarasi di Kandang Banteng
“Tempat itu, di mana Arek-arek Suroboyo merobek warna biru bendera Belanda sehingga tinggal merah putih. Ya, warna biru, warna Partai NasDem," imbuh dia.
Apabila Anies-Muhaimin ingin mengambil identitas Jawa Timur tidaklah mudah. Sebab, pada Pemilu 2019, PKB bukan lagi partai pemenang.
Posisinya sudah digeser PDIP, meskipun selisihnya tidak banyak. Partai berlambang banteng itu meraih 4.319.666 suara, sedangkan PKB 4.198.551 suara, dan NasDem 2.190.169 suara.
Namun, jika bicara Kota Surabaya jelas kandangnya banteng. Pada Pemilu 2019 PDIP meraih 15 kursi. PKB lima kursi dan NasDem tiga kursi.
"Surabaya juga identik dengan Ibu Risma. Wali kota paling tersohor sebagai kader PDIP. Wali Kota Surabaya saat ini pun, Eri Cahyadi juga kader PDIP," tuturnya.
Artinya, Anies-Muhaimin masuk kandang banteng. Hal tersebut biasa dalam politik, tetapi deklarasi capres dan cawapres tak bisa dipandang sebelah mata, apalagi ada persepsi yang hendak dibangun.
"Ada propaganda yang sedang disusun. Ini ibarat menempel tulisan capres-cawapres Anies-Muhaimin di pintu masuk kandang Banteng, sedangkan PDIP sudah solid mendukung Ganjar Pranowo," ucapnya.
Guntur mengaku teringat pidato Bung Tomo yang waktu itu menyebut-menyebut nama banteng.
Deklarasi Anies-Muhaimin dinilai salah tempat karena berada di kandang banteng atau basis PDIP.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News