AKBP Ferli Ungkap Detik-Detik Korban Berjatuhan di Pintu 13 Saat Tragedi Kanjuruhan
Sayangnya, dirinya tak menanyakan lebih lanjut maksud jawaban tersebut. Dia hanya fokus melakukan evakuasi dengan cepat karena korban banyak berjatuhan di pintu 13.
“Saat itu saya tidak mengetahui pasti penyebab banyak korban berjatuhan,” lanjutnya.
Di sela melakukan evakuasi, dirinya kemudian menanyakan kepada Wakapolresta Malang dan mendapati bahwa memang tembakan gas air mata dipicu adanya salah satu suporter yang turun ke lapangan.
“Ada satu penonton yang turun ke lapangan, mengajak penonton lain untuk ikut. Awalnya memeluk pemain hingga terjadi aksi dorong-dorongan,” ucapnya.
Melihat situasi rusuh dan tak kondusif, kemudian anggota brimob dan anggota samapta mengambil tindakan dengan menembakan gas air mata.
“Informasi itu ditegaskan oleh Dandim Brimob AKBP Agus Waluyo bawa di dalam terjadi rusuh dan tembakan gas air mata,” katanya.
Firli mengaku tidak mendengar adanya tembakan di dalam stadion. Sebab, saat kejadian dirinya tidak berada di dalam stadion.
“Saat gas air mata dilakukan saya tidak di dalam (stadion) dan tidak ada yang melaporkan saat ditembakan. Seharusnya berdasarkan aturan, gas air mata bisa ditembakan sesuai dengan arahan Kapolres Malang,” tandas Ferli. (mcr23/jpnn)
Mantan Kapolres Malang AKBP Ferli tegaskan tak pernah perintahkan penembakan gas air mata di dalam stadion
Redaktur : Arry Dwi Saputra
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News