Beda Kata Pihak UINSA dengan Korban Soal Kelanjutan Kasus Pengeroyokan Mahasiswa
jatim.jpnn.com, SURABAYA - UINSA mengeklaim kasus pengeroyokan tiga mahasiswanya oleh puluhan panitia PBAK atau Ospek pada 1 September lalu telah berakhir damai.
“Sudah selesai kok, sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Difasilitasi oleh dekanat dan rektorat,” kata Koordinator Bidang Kerja Sama, Kelembagaan, dan Humas UINSA Ahmad Firdausi, Sabtu (3/9).
Atas kejadian tersebut, lanjut Firdaus, tidak ada sanksi yang diberikan kepada tiga mahasiswa asal Fakultas Syariah dan Hukum tersebut maupun panitia.
“Kami mediasi, kami pertemukan, diajak omong baik-baik dan sudah selesai. Saling memaafkan. Itu kan kesalahpahaman saja,” katanya.
Di sisi lain, seorang korban bernama Muhammad Maulana mengatakan kejadian penganiayaan yang dialaminya bersama dua temannya memang sempat didamaikan oleh petugas sekuriti kampus.
Kendati demikian, dia membantah pihaknya berdamai dan tegas melangkah hukum.
"Kami menolak karena akan menghilangkan jejak pelaku. Memang dari awal kami berencana mempublish dan membawa ke meja hijau," kata Maulana saat dikonfirmasi, Sabtu (3/9).
Kejadian pengeroyokan itu didasari atas cekcok soal pemasangan bendera organisasi mahasiswa ekstra (ormek) saat pelaksanaan PBAK atau Ospek.
Pengeroyokan mahasiswa UINSA oleh kawananan panitia Ospek kampus setempat berujung panjang. Begini selengkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News