Sejarah Singkat Gedung Setan yang Atapnya Ambrol Karena Lapuk
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Atap Gedung Setan di Jalan Banyu Urip Wetan Surabaya dilaporkan ambrol, Rabu (18/12) malam. Sebanyak 60 penghuni terpaksa harus dievakuasi ke Balai RW.
Ambrolnya atap Gedung Setan itu diduga karena kondisinya yang sudah tua, lapuk, dan tak layak huni.
Bagaimana sejarah singkat Gedung Setan di Surabaya?
Gedung Setan adalah gedung bekas kantor Gubernur di daerah Jawa Timur yang telah berdiri sejak tahun 1809.
Kemudian, setelah VOC meninggalkan Indonesia Gedung Setan dimiliki Dokter Teng Sioe Hie atau Teng Khoen Gwan. Gedung itu pernah dijadikan tempat pengungsian orang-orang Tionghoa pada 1948 saat terjadinya pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pembantaian besar-besaran di Madiun.
Gedung setan berdiri pada lahan seluas 400 meter persegi, terdiri atas 40 ruang yang dijadikan sebagai kamar dan juga gedung ini memiliki tembok dengan ketebalan hampir 50 cm dengan usia mencapai dua abad.
Gedung Setan termasuk dalam kategori bangunan cagar budaya, tetapi tidak dapat direvitalisasi Pemerintah Kota Surabaya karena pernah menjadi milik pribadi.
Bangunan itu mendapat julukan Gedung Setan karena kondisinya bangunannya yang tua dan gelap. Sejumlah cat dan fasad gedung terlihat sudah mengelupas serta lapuk karena usia.
Atap Gedung Setan ambrol, begini sejarah singkat hingga ditinggali 60 warga
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News