57 Desa di Bojonegoro Masih Alami Kekeringan Ekstrem
jatim.jpnn.com, BOJONEGORO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyatakan sebanyak 57 desa yang tersebar di 19 kecamatan masih mengalami kekeringan sehingga masyarakat diimbau untuk memanfaatkan air bersih sesuai kebutuhan.
“Masih ada 57 desa pada 19 kecamatan di Bojonegoro mengalami kekeringan, memanfaatkan air bersih sesuai kebutuhan primer,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny, Rabu (23/10).
Dia menjelaskan pada September tercatat 107 desa mengalami kekeringan ekstrem, seperti di Kecamatan Sumberejo, Kepohbaru, Kedungadem dan daerah selatan di Bojonegoro yang lain.
Namun, sementara ini tidak ada lagi desa yang mengalami kekeringan ekstrem. Sebanyak 57 desa yang mengalami kekeringan itu tersebar di Kecamatan sebanyak sembilan desa, Mulo dua desa.
Kemudian Kepohbaru empat desa, Trucuk satu desa, Tambakrejo empat desa, Kasiman satu desa, Sugihwaras enam desa, dan Kecamatan Kapas satu desa.
Selain itu, di Kecamatan Bubulan satu desa, Kedewan tiga desa, Ngambon empat desa, Sukosewu empat desa, Purwosari tiga desa, Ngraho satu desa, Kedungadem dua desa, Temayang satu desa, Kanor dua desa, Sumberejo tujuh desa, dan Kecamatan Balen satu desa.
"Setidaknya distribusi air bersih yang sudah dilakukan sekitar 1.800 tangki sejak Juni untuk daerah yang membutuhkan air bersih," jelasnya.
Beberapa hari lalu, kata dia, sejumlah wilayah sempat diguyur hujan. Namun, sumur warga masih belum terisi air dan belum bisa dimanfaatkan masyarakat.
BPBD Bojonegoro mencatat 57 desa dari 19 kecamatan mengalami kekeringan ekstrem.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News