Viral Mahasiswa UB Penerima KIP-K Bergaya Hedon, Kampus Respons Begini
Pertama, begitu mahasiswa mendaftar, datanya akan masuk ke sistem KIP-K pusat. Data tersebut telah diverifikasi oleh sistem KIP.
Kedua, datanya lalu diunduh dan diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan secara umum, seperti tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi prestasi akademis. Setelah diseleksi, muncullah nama-nama yang bisa dicalonkan jadi penerima KIP.
Ketiga, data calon penerima disinkronisasi dengan data yang dimasukkan oleh mahasiswa pada saat pendaftaran ke UB. Jika data yang dimasukkan sudah sesuai dengan yang dimasukkan di pusat, maka mahasiswa dapat dicalonkan sebagai calon penerima.
Sebaliknya, jika terdapat data yang tidak sinkron, nama tersebut disisihkan dari calon penerima dan dievaluasi kembali.
Keempat, melakukan evaluasi lapangan untuk mengetahui kelayakan dan kesesuaian calon menjadi penerima KIP-K. Evaluasi lapangan ini masih terbatas dilakukan di Jawa Timur, karena keterbatasan sumber daya. Sementara yang berasal dari luar Jawa Timur dievaluasi berdasarkan data sistem.
Di UB, mahasiswa penerima beasiswa KIP-K mendapatkan pembinaan dan evaluasi secara berkelanjutan setiap semester. Pembinaan mental, soft skill, pengembangan karakter dan berperilaku profesional, serta bagaimana berperilaku bijak di medsos.
Adapun evaluasi secara eksplisit terhadap performa akademisinya, yaitu IPK tiap semester tidak boleh di bawah tiga dan tidak perkenankan cuti kuliah, kecuali ada sakit keras.
Besaran beasiswa KIP-K adalah Rp950.000 setiap bulan yang diberikan setiap awal semester. Beasiswa tersebut digunakan untuk biaya hidup, biaya tempat tinggal, dan biaya beli buku. (antara/mcr12/jpnn)
UB Malang sedang melakukan penelusuran mahasiswa penerima KIP-K bergaya hidup hedon di media sosial.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News