Kasus TBC di Kediri Sangat Tinggi, Jumlahnya Capai Ribuan Orang
jatim.jpnn.com, KEDIRI - Penderita tuberkulosis (TBC) di Kota Kediri masih cukup tinggi. Data dari Dinas Kesehatan setempat menyebutkan sampai saat ini terdapat 1.380 kasus TBC sensitif obat dan 40 TBC resisten obat.
Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengatakan TBC masih menjadi masalah kesehatan serius, apalagi Indonesia menjadi peringkat dua sebagai negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.
“Angka itu termasuk yang tertinggi selama lima tahun terakhir. Itu disebabkan pengobatan yang tidak konsisten sehingga bakteri TBC mycobacterium tuberculosis menjadi kebal terhadap obat-obatan,” kata Zanariah, Senin (29/4).
Selama ini, kata dia, yang menjadi tantangan dalam penanganan tuberkulosis adalah tingginya angka putus pengobatan. Hal itu lantaran beberapa hal, terutama durasi pengobatan yang cukup lama, yaitu minimal enam bulan, ada efek samping obat, kesulitan akses, masalah ekonomi, dan stigma negatif.
Menurutnya, upaya pemberantasan TBC terus dilakukan. Setiap fasilitas kesehatan yang menemukan juga wajib melaporkan ke dinas kesehatan dan mencatat di Sistem Informasi Tuberkulosis.
"Maka dari itu, seluruh tenaga kesehatan untuk saling bersinergi mencapai target eliminasi TBC tahun 2030 karena tenaga kesehatan merupakan ujung tombak dalam penanganan tuberkulosis ini," ujarnya.
Dia mengapresiasi kegiatan Workshop Update Tatalaksana Tuberkulosis (TBC) Sensitif Obat (SO) dan TBC Resisten Obat (RO) bagi tenaga kesehatan di Kota Kediri
Zanariah juga berharap kegiatan itu para tenaga kesehatan bisa memahami update penanganan program TBC yang berubah begitu cepat.
Dinas Kesehatan Kota Kediri mencatat terdapat 1.380 kasus TBC sensitif obat dan 40 TBC resistensi obat hingga saat ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News