Ponpes Al Ishlahiyyah Kediri Angkat Bicara Soal Tewasnya Santri Dianiaya
jatim.jpnn.com, KEDIRI - Pondok Pesantren Al Ishlahiyyah di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menyampaikan penganiayaan santri hingga meninggal bukan terjadi di pesantrennya.
“Kasus itu terjadi di PPTQ Al Hanafiyyah yang lokasinya berdekatan dengan Pesantren Al Ishlahiyyah,” kata Pimpinan Pesantren Al Ishlahiyyah Kediri Abdullah Hisyam Chumaidi, Selasa (27/2).
Pihaknya menyampaikan duka cita atas meninggalnya santri PPTQ Al Hanafiyyah. Dia mendoakan almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jatim Mohammad As’adul Anam menyebut PPTQ Al Hanafiyyah belum memiliki izin operasional.
Pesantren itu mulai beroperasi pada 2014 hingga saat ini dan dihuni 74 orang santri putri dan 19 santri putra. Pihaknya menyayangkan kekerasan yang dilakukan pelajar, apalagi di lingkungan pesantren.
"Kami menyayangkan kekerasan di Pondok Pesantren Al Hanifiyyah Mayan Mojo itu dan turut bela sungkawa pada keluarga korban atas kejadian tersebut," ucap Anam.
Dia mengungkapkan fakta salah satu pelaku merupakan kerabat korban, yakni AF (16) asal Denpasar, Bal. Saat ini keempat pelaku, yakni MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Kabupaten Nganjuk, dan AK (17) asal Surabaya. Mereka semua telah ditahan oleh Polres Kediri Kota.
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan pihaknya memang menangkap empat pelaku yang terlibat penganiayaan santri.
Ponpes Al Ishlahiyyah memberikan penjelasan terkait lokasi tewasnya santri yang dianiaya hingga meninggal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News