Fenomena Kulminasi, Sejumlah Wilayah di Jatim Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan
jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebut sejumlah wilayah di Jawa Timur memasuki hari tanpa bayangan atau kulminasi, yakni fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto menjelaskan saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," ujar Teguh, Sabtu (7/10).
Hal itu terjadi karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika bidang revolusi bumi sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun.
"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," katanya.
Dia mengatakan kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.
"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut," tuturnya.
Saat ini juga terjadi El Nino pada bulan September hingga November yang secara umum berdampak terhadap penurunan curah hujan di Jawa Timur sebesar lebih dari 40 persen.
Akan tetapi, ketika memasuki bulan Desember hingga Februari pada umumnya dampak El Nino mempengaruhi penurunan curah hujan Jawa Timur sebesar 1-20 persen.
"Dampak El Nino sangat bergantung pada kondisi angin gradien yang aktif. Jadi, tidak dapat disamakan dampak pada setiap bulannya," pungkas Teguh. (antara/mcr12/jpnn)
BMKG Juanda menyatakan sejumlah wilayah di Jawa Timur memasuki hari tanpa bayangan atau kulminasi
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News