Untag Surabaya Resmikan Kampung Kelengkeng Sebagai Desa Wisata di Sidoarjo
Sementara itu, Ketua Tim Program Matching Fund Febby Rahmatullah Masruchin menjelaskan untuk merealisasikan program hibah tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan 13 prodi dengan total 31 kegiatan.
Ada tiga persoalan dalam Kampung Kelengkeng yang masih belum teratasi, yaitu terkait infrastruktur, produk, dan sumber daya manusia (SDM).
Dari aspek infrastruktur, pihaknya merencanakan desain master plan desa, tak melibatkan tanah kas desa (TKD), tetapi seluruh desa di Simoketawang saat menjadi desa wisata.
“Infrastruktur jalan dan sungai di depan cukup sempit perlu penanganan desain dan penataan jalan. Kami akan membuat master plan untuk itu,” ujarnya
Selanjutnya, area selfie di kebun diwujudkan menjadi tempat wisata aviari dan taman kelinci. Ada beberapa program yang akan diwujudkan pada tahun 2023, seperti perencanaan pendampingan kolam.
Desain ikon kelengkeng yang terintegrasi dengan program dari Jatim, yaitu pendanaan desa berdaya.
"Jadi, kami berkolaborasi membuat desain RAB yang diimplementasikan dengan desa berdaya. Kami juga membantu mendesain dan menata rumah produksi olahan kelengkeng, di selatan balai desa," jelasnya.
Program lainnya yakni, pembuatan program budidaya penunjang wisata. Di antaranya, pembibitan kelengkeng sehingga saat wisatawan datang bisa diberikan oleh-oleh bibit asli dari Simoketawang.
Desa Simoketawang, Sidoarjo resmi menjadi desa wisata Kampung Kelengkeng setelah setelah diresmikan Untag Surabay dari program Matching Fund senilai Rp800 juta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News