Tutik Muliani, Mahasiswa Unesa Lulus dengan Cumlaude di Tengah Keterbatasan
“Teman-teman disabilitas mereka yang diciptakan memiliki kekurangan, tetapi juga punya kelebihan dan itu yang pengin saya kembangkan dari teman-teman yang lain,” ujarnya.
Perjalanannya selama berkuliah 3,5 tahun itu tak mulus begitu saja. Dia rela melakukan perjalanan hingga ke luar kota demi bertemu dosen pembimbingnya.
“Waktu skripsi itu saya mengurus berkas sampai berkali-kali. Rasanya pengin menyerah sampai mengejar dosen ke beda kota, tetapi alhamdulillah terbayarkan, tujuh semester selesai,” jelasnya.
Keberhasilan yang diraihnya juga tak lepas dari peran kedua orang tuanya. Motivasi dan dorongan serta doa dari mereka yang membuat Tutik sampai di titik saat ini.
“Ibu selalu memberi motivasi 'kamu itu memang punya kekurangan, tetapi pasti ada kelebihan yang mana itu pasti digunakan untuk orang lain'," ucap Tutik menirukan nasehat orang tuanya.
Tutik menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Unesa yang telah memberikan kesempatan bagi disabilitas untuk mendapatkan pendidikan setara.
“Tantangannya bagaimana bisa menyesuaikan ketika berada di bangku perkuliahan. Kalau untuk masuk, Unesa sudah luar biasa (terbuka bagi penyandang disabilitas,” pungkas Tutik. (mcr12/jpnn)
Mahasiswa Unesa penyandang disabilitas mendapatkan cumlaude dengan IPK 3,83 selama 3,5 tahun.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News