Naiknya BBM Diprediksi Geser Tren Penjualan ke Mobil LCGC
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar serta nonsubsidi jenis Pertamax mengalami kenaikan. Hal tersebut diprediksi memengaruhi industri otomotif di Jatim karena mengalami tren naik sejak pandemi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Project Director Astra Financial GIIAS 2022 Tan Chian Hok mengatakan tren penjualan kendaraan mobil di Jatim naik sebesar 27 persen pada tahun lalu.
Perinciannya, yakni dari 71.923 unit pada 2020 menjadi 90.623 unit pada 2021. Tahun ini, kata Tan, juga mengalami peningkatan, tetapi dia tidak membeberkan angka kenaikannya.
"Memasuki awal 2022 ini masih menunjukkan tren peningkatan," kata Tan ditemui saat di GIIAS Surabaya Grand City, Rabu (14/9).
Di tengah tren positif penjualan, pemerintah mengambil langkah kenaikan harga BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi. Hal itu diprediksi membuat konsumen beralih ke mobil jenis Low Cost Green Car atau LCGC.
Pasalnya, ada aturan yang menyebutkan jika mobil mewah dengan CC di atas 1.400 maka dilarang menggunakan BBM bersubsidi jenis Pertalite.
"Market terbesar memang LCGC dan populer, kalau kami lihat mungkin sekitar 60-70 persen," tuturnya.
Selain LCGC, Tan mengakui seiring berjalannya waktu para konsumen akan lebih memilih menggunakan mobil listrik, apalagi pemerintah sedang mengampanyekan secara masif mengenai industri mobil listrik tersebut.
Penjualan mobil saat pandemi Covid-19 dan BBM mengalami kenaikan harga masih menunjukkan tren positif.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News