BEM Malang Raya Demo di DPRD Kota Malang, Tuntut Harga BBM Turun-Tolak BLT

jatim.jpnn.com, MALANG - Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya melakukan demo di depan DPRD Kota Malang, Kamis (8/9). Mereka menuntut pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM.

Harga Pertalite yang awalnya Rp 7.800 naik menjadi Rp 10.000 dinilai menyengsarakan rakyat kalangan bawah.

Koordinator BEM Malang Raya Zulkifli Nurfadhilla mengatakan keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi pada 3 September 2022 memberikan dampak besar bagi masyarakat kalangan rendah dan menengah.

"Naiknya BBM menimbulkan inflasi ekonomi, lonjakan harga pokok lainnya, dan kenaikan harga pada sektor riil lainnya," tuturnya.

Dia juga menyatakan pemerintah harus melakukan revisi terhadap aturan BBM sehingga tidak hanya dinikmati oleh kalangan pebisnis dan perusahaan besar.

“Pemerintah harus lebih memprioritaskan penanggulangan kemiskinan yang ekstrem, pemulihan dunia usaha, penanganan pengangguran, pembangunan SDM, ketimbang memaksakan untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, dan proyek strategis nasional lainnya,” katanya.

BEM Malang Raya pun menyuarakan enam poin tuntutan dalam demo itu.

1. Menolak tegas kenaikkan harga BBM subsidi
2. Mendesak pemerintah menerapkan kebijakan subsidi BBM yang tepat
3. Menolak pemberian dana BLT (bantuan langsung tunai) sebagai dalih kenaikkan harga BBM
4. Menuntut pemerintah menstabilikan harga bahan-bahan pokok
5. Menuntut pemerintah untuk fokus melakukan pemulihan ekonomi dan kesejahteraan rakyat
6. Menuntut pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional. (mcr26/jpnn)