Walhi Jatim: Perubahan Tata Ruang Malang & Batu Berorientasi ke Ekonomi
jatim.jpnn.com, MALANG - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jatim menyoroti tata ruang Batu dan Kota Malang.
Mereka menilai proses pembangunan dan alih fungsi lahan di kedua wilayah tersebut tidak mengedepankan indikator ekologis, melainkan ke arah ekonomi yang sifatnya jangka pendek.
Manager Kampanye dan Jaringan Masyarakat Walhi Jatim Lila Puspitaningrum menyampaikan banyak sekali dampak dari pembangunan yang mengedepankan indikator ekonomi.
"Seperti di Kota Batu banjir bandang yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian materiel besar," ucapnya dalam webinar yang diselenggarakan AJI Malang, Jumat (19/5).
Dia juga mengatakan di Kota Batu, banyak terjadi alih fungsi sebagai wisata dan industri ekstraktif, termasuk rencana pembangunan dua energi panas bumi yang dinilai tak ramah lingkungan karena berpotensi menimbulkan ledakan gas.
"Selain itu, penyusutan sumber mata air juga akan pasti terjadi dan dampaknya di daerah hulu, kekurangan sumber mata air," katanya.
Senada dengan Batu, kondisi tata ruang Kota Malang juga sama. Di sana, tidak ada orientasi pembangunan berkelanjutan, lebih berorientasi keuntungan jangka pendek.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang menyebutkan 60 persen diperuntukkan sosial budaya dan 40 persen untuk ekonomi.
Walhi Jatim menilai pembangunan di Batu dan Kota Malang tidak mengedepankan indikator ekologis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News