Pelaku Tabrak Lari Santri Asal Probolinggo di China Memberikan Santunan
Atas nama keluarga korban, Yaya sudah menerima permintaan maaf dari orang tua pelaku.
"Kami telah bertemu para pihak tersebut di kepolisian Xianyang. Permintaan maaf sudah kami terima, namun kami tetap menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sudah berjalan," ujarnya mendampingi Koordinator Fungsi Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing Victor Harjono.
Selain bertemu dengan para pihak, Yaya juga mendatangi pengurus masjid di Xianyang yang telah memberikan lahan untuk pemakamakan Rendra pada 7 Januari lalu.
Sementara itu, Hatim dalam percakapan telepon dengan Atdikbud itu menyatakan akan menggunakan sebagian uang santunan tersebut untuk membangun musala di lingkungan sekitar PP Mambaul Ulum, Paiton.
Tempat tersebut dipilih lantaran memiliki kenangans aat Rendra menimba ilmu agama sebelum melanjutkan pendidikan sarjananya di wilayah barat China itu.
"Saya sudah berembuk sama istri, rencana mau dibuatkan musala di pondoknya Rendra," tutur Hatim yang dalam telepon itu didampingi ibunda korban, Ismaimunah.
Kasus kematian warga negara asing di Kota Xianyang merupakan yang pertama kali dalam 40 tahun terakhir.
Oleh karena rumitnya proses pengiriman jenazah dari Xianyang ke Paiton di tengah pandemi, akhirnya pihak keluarga mengikhlaskan korban dimakamkan secara Islami di Xianyang.
Pelaku tabrak lari seorang santri asal Probolinggo yang berkuliah di China dikabarkan telah memberikan santunan kepada keluarga korban senilai 132 ribu dolar AS
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News