Temuan Klaster Sekolah di Jatim Selama PTM Cuma Salah Paham
jatim.jpnn.com, JAWA TIMUR - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi kecewa dengan adanya salah pengertian dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkaitan dengan evaluasi pembelajaran tatap muka di provinsi setempat.
Wahid mengatakan sebelumnya Kemendikbudristek menyebut bahwa Jatim menjadi klaster COVID-19 tertinggi selama PTM terbatas yang mulai digelar belakangan.
"Padahal Jatim satu-satunya provinsi di Indonesia yang seluruh kabupaten/kotanya sudah zona kuning dan 66 persen daerah itu PPKM level 1," kata dia, Senin (27/9).
Dia menegaskan bahwa sampai sekarang, belum ada temuan penularan COVID-19 di sekolah-sekolah Jawa Timur, khususnya jenjang SMA/SMK dan SLB.
"Alhamdulillah, berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada klaster sekolah," ujar dia.
Wahid memaparkan pelaksanaan PTM terbatas di Jatim telah dimulai sejak 30 Agustus lalu dan dilaksanakan oleh 100 persen lembaga pendidikan jenjang menengah ke atas yang berjumlah 4.136 SMA/SMK dan SLB.
Miskonsepsi tersebut sebelumnya diklarifikasi Kemendikbudristek pada Jumat (24/9) lalu.
Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Jumeri menyampaikan empat kesalahpahaman.
Kadisdik Jatim Wahid Wahyudi menyesalkan adanya kesalahpahaman Kemendikbudristek soal adanya klaster sekolah di Jawa Timur selama PTM terbatas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News