Guru Besar Unair: 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara Dipesan Turki, Lalu...
"Perbedaannya, vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi, sedangkan vaksin konvensional sekarang ada," tutur dia.
Inflamasi merupakan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang kerap dialami peserta vaksinasi COVID-19 seperti reaksi demam, kepala pusing, bengkak, dan bercak kemerahan.
Adapun vaksin konvensional, yaitu yang berbasis inactivated virus (virus \dimatikan) maupun platform mRNA.
"Teknologi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh seseorang dengan bahan asing itu adalah konvensional," ucap guru besar Unair tersebut.
Sementara sel dendritik pada vaksin Nusantara, diterapkan dengan cara mengeluarkan 'mesin' dalam tubuh untuk diolah di luar tubuh.
Setelah aktif, dimasukkan kembali ke dalam tubuh penerima manfaat. "Itu, teknologi baru," imbuh Nidom. (antara/mcr13/jpnn)
Kabar membanggakan, jutaan dosis vaksin Nusantara sudah dipesan oleh Pemerintah Turki. Simak lengkapnya.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News