Dikira Disantet, Ternyata Puluhan Ternak di Tulungagung Mati Karena Anthrax
jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Beberapa pekan ini, peternak Tulungagung heboh lantaran rumor ternak mati gara-gara disantet. Namun, pemerintah memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Tulungagung mengonfirmasi penyebab kematian 26 ekor ternak sapi di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, dalam kurun sebulan terakhir karena terjangkit virus anthrax.
"Hasil dari laboratorium menyatakan ternak-ternak yang mati terindikasi anthrax," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Jumat (4/6).
Jumlah ternak yang mati di wilayah Desa Sidomulyo dilaporkan sebanyak 29 ekor, dengan rincian 26 ekor sapi dan tiga ekor kambing.
Kematian ternak secara beruntun itu sempat memicu rumor bahwa ternak mati karena diguna-guna.
Selain mati mendadak tanpa sebab, saat dilakukan pembedahan organ dalam pada ternak yang mati oleh warga maupun tim kesehatan hewan disnak ditemukan sejumlah benda yang bukan jenis pakan ternak, seperti kain, benang, jarum, hingga pecahan logam.
Disnak pun mengerahkan tim kesehatan hewan untuk mengambil sampel isi lambung, darah, serta empedu ternak yang mati.
Tak hanya ternak yang sudah mati dan dikubur, petugas juga mengambil sampel darah serta feses ternak sapi hidup.
Pemkab Tulungagung telah memastikan penyebab kematian puluhan ternak di daerahnya bukan karena disantet, tetapi terjangkit virus anthrax.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News