Belum Sempat Menjadi Raja, Gajah Dumbo Mati di KBS
Beruntung, gajah berusia 11 tahun itu kembali pulih setelah menjalani perawatan intensif. Setelah kematian Dumbo, petugas KBS mulai mensterilkan akses menuju kandang gajah. Hal itu dilakukan untuk memberi ketenangan terhadap gajah-gajah lainnya.
“Langkah itu dilakukan atas rekomendasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim,” ujar Agus.
Kabar kematian Dumbo sampai ke telinga Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Anas Karno. Dia mendesak KBS memublikasikan penyebab kematian gajah tersebut.
“Saya minta harus disampaikan terbuka hasil autopsinya,” ucap Anas.
Dia menegaskan KBS bukan milik pihak tertentu. “KBS adalah aset pemkot dan milik warga Kota Surabaya yang sangat dicintai,” tuturnya.
Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik, drh. Wisnu Wardana menyatakan kematian Dumbo merupakan hal mengagetkan.
“Itu (gajah di kebun binatang mati karena EEHV, red) baru pertama kali, bikin kaget. Virusnya berbahaya juga, terutama mematikan bagi anak gajah,” ungkapnya.
Menurutnya, EEHV masuk ke Indonesia pada kurun waktu 2010-2014. Virus itu menyebar di beberapa lembaga konservasi, seperti di Tangkahan (Sumatera Utara) dan Way Kambas (Lampung).
Kematian gajah Dumbo di KBS mengundang duka bagi masyarakat Surabaya. Sebagian pihak pun mempertanyakan penyebab kematian satwa tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News