Jika Khofifah Bacawapres Prabowo, Keruk Suara Muslimat dan Fatayat
Ketua Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 Jatim Yusuf Husni juga setuju, jika Khofifah bisa bersanding dengan Prabowo.
Menurut dia, keterwakilan Khofifah di Pilpres 2024, jika dipilih menjadi cawapres makin menarik karena faktor religius tidak bisa dikesampingkan dan dimarginalkan. Faktor ini masih berperan besar dalam kepentingan politik di tanah air.
"Kalau Khofifah dipilih sebagai cawapres akan sangat menarik. Sebab, faktor religius tidak lagi dimarjinalkan, bahkan yang namanya politik pun masih butuh itu," ucapnya.
Yusuf menilai dari semua calon presiden dan calon wakil presiden yang sudah ada saat ini, tidak ada perwakilan dari kaum perempuan. Nah, peran Khofifah sebagai perwakilan kaum perempuan sangat dibutuhkan.
"Sebenarnya Pilpres 2024 ini pertarungan kuat antara Jawa Barat dan Jawa Timur. Hanya Khofifah yang bisa mendulang suara di Jawa terutama dua wilayah tersebut, mengingat mayoritas pemilih perempuan akan terwakili dengan adanya Khofifah di bursa cawapres," kata Yusuf.
Pria yang akrab disapa Cak Ucup itu menambahkan keikutsertaan Khofifah dalam Pilpres 2024 akan menjadi berwarna. Pertarungan Pilpres tidak lagi didominasi calon laki-laki, tetapi juga calon perempuan.
"Yang perlu diingat, suara pemilih saat ini banyak didominasi kalangan perempuan. Kalau memang Prabowo menggandeng Khofifah, tentu itu sangat baik. Suara pemilih dari perempuan akan utuh, apalagi Khofifah memiliki muslimat dan fatayat," kata dia.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Ikatan Masyarakat Madura Indonesia (Ikamra) Adras Ridwan.
Potensi Khofifah jika menjadi bacawapres Prabowo akan menguatkan suara pemilihan dari muslimat dan fatayat NU.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News