Anies-Muhaimin Adakan Halaqah Pemikiran Politik Sunan Ampel
Cak Imin menilai PKB merupakan pewaris ajaran dan nilai-nilai yang diajarkan para wali. PKB adalah pewaris dan mandat sejarah, para wali, ulama, masyayikh sebelum hingga kemerdekaan terjaga dengan baik.
“Wajar PKB punya tanggungan di pundaknya bagaikan air deras. Tumbuh berkembang menjadi aliran air yang merata. Air ini tidak boleh lama-lama berhenti. Kalau lama-lama berhenti bisa mambu (bau),” ujarnya.
Perumpamaan itu yang menggambarkan bertemunya Anies dan Cak imin. Perjalanan panjang mencari pendamping dalam Pilpres 2024 terwujud.
“Air tidak boleh lama berhenti, air harus mengalir. Air mengalir bagaikan saya yang ketemu Mas Anies. Takdir menemukan jalannya, perjalannya air sempat mengendap. Anies yang cerdas yang punya pengalaman. Satu-satunya gubernur yang mampu membuat stadion standar internasional,” katanya.
Dengan prestasi yang dimiliki Anies, Cak Imin berharap, jika Indonesia dipimpinnya bisa adil, makmur, dan sentosa.
“Dengan prestasi ini, ketemu dengan jalannya. Menjadikan Indonesia yang kokoh, adil makmur dan sentosa,” tuturnya.
Sementara itu, Anies mengaku Halaqah Pemikiran Politik Sunan Ampel ini seperti kembali ke kampung halaman.
“Saya dapat bagian Ampel. Bagi saya ke Ampel itu kembali ke kampung halaman saya. Karena mbah saya dulu di Ampel Gading tempat keluarga kami tinggal. Tidak direncanakan berbulan-bulan lalu, rencana kantor pusat.
Tapak tilas perjalan dakwah islamiyah dikemas dalam Halaqah Pemikiran Politik Sunan Ampel yang diadakan Anies-Muhaimin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News