Hasil Musda Demokrat Dinilai Tidak Demokratis, Pelantikan Emil Dardak Harus Ditunda
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Proses verifikasi faktual menjelang Pemilu 2024 telah dilakukan oleh DPD Demokrat Jatim bersama para DPC.
Namun, masih saja ada yang tak terima Emil Elestianto Dardak ditunjuk memimpin Demokrat Jatim. Kritik tersebut dilakukan oleh Ketua DPC Sidoarjo Juana Sari.
Dia menyebut DPP tak bisa melihat kondisi akar rumput di Jatim, padahal mayoritas suara kader menginginkan Bayu Airlangga sebagai ketua dengan bukti 25 dukungan dari DPC saat Musda.
“Masyarakat bisa melihat apa yang terjadi di Jatim sebagai barometer Demokrat. Menyatukan 25 DPC dibanding 13 DPC bisa dilihat berat mana, kami prihatin dengan keputusan DPP,” kata Juana tertulis, Sabtu (16/4).
Seharusnya, kata dia, Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turun langsung melihat kondisi kader di seluruh kabupaten/kota, di mana mayoritas mendukung Bayu.
“Kami prihatin sebagai Ketua DPC tidak mendapatkan perhatian, seolah-olah dikatakan tidak siap kalah. Sebetulnya bukan itu, kami sebagai pendukung Bayu merasakan betul bagaimana perjuangan dia membesarkan partai,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Bappilu DPC Demokrat Surabaya, Doddy Irawan juga menyayangkan keputusan DPP. Dia menilai partainya mengkhianati asas demokrasi.
“Awalnya saya bangga sama Demokrat, sama Ketum AHY, termasuk Pak SBY. Partai yang cukup lengkap, nasionalis, dan religius, tetapi nyatanya kayak gini,” ujarnya.
Kader Demokrat masih saja tak setuju Emil Elestianto Dardak memimpin karena dinilai tidak demokratis dan meminta pelantikan ditunda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News