Siswi SMP di Surabaya Dicabuli Temannya, Korban Trauma Direkam & Video Disebar
Sialnya, perbuatan bejat yang dilakukan terlapor itu ternyata juga direkam. Niatnya, sebagai bahan untuk mengancam agar korban mau menuruti nafsu bejat terlapor terus menerus.
Korban lantas menolak, video itu disebarluaskan dan menyebar di kalangan sekolah korban. Korban pun trauma sampai tidak mau masuk sekolah. Kini, korban sudah dipindah dari sekolah yang lama.
Namun, pindah sekolah bukanlah jalan keluar. Korban kembali dirundung oleh lingkungan sekolah barunya sehingga SL harus terus mendampingi korban agar tetap kuat.
“Setelah pindah sekolah, anak saya menjadi korban bully juga. Kemarin dari pihak Pemkot Surabaya sudah mendatangi sekolah agar bisa mengontrol murid-muridnya,” ujarnya.
Atas peristiwa itu, korban sudah melapor ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Surabaya pada Kamis (25/7). Sampai saat ini, SL dan korban masih mengalami trauma berat.
SL berharap agar petugas kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini mengingat tidak pernah ada itikad baik dari keluarga terlapor.
Terpisah, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Haryoko Widhi saat dikonfirmasi mengatakan kasus ini sedang ditangani Unit PPA Sat Reskrim Polrestabes Surabaya dan sudah masuk ke tahap penyidikan.
“Sudah ditangani oleh PPA dan saat ini prosesnya sudah penyidikan. Kasusnya masih terus berlanjut,” tutur Haryoko. (mcr23/jpnn)
Cerita ibu di Surabaya, anaknya yang masih SMP diduga menjadi korban rudapaksa temannya sendiri.
Redaktur : Arry Dwi Saputra
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News