Terungkap! Santri di Kediri Tewas Dianiaya Senior 3 Hari Berturut-turut
jatim.jpnn.com, KEDIRI - Polres Kediri Kota melakukan rekonstruksi atau reka adegan terkait tewasnya santri asal Banyuwangi BBM (14) di Pondok Pesantren Tartilul Qur'an (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengungkapkan rekonstruksi dilakukan di tiga tempat kejadian perkara (TKP) dengan rentan waktu mulai 18, 21-23 Februari yang menghasilkan total 55 adegan.
“Untuk rekonstruksi siang hari ini ada yang di TKP pertama tiga, kemudian di TKP yang kedua ada 12, TKP yang terakhir ada 40 adegan,” kata Bramastyo, Kamis (29/2).
Bramastyo mengatakan belum ada fakta baru yang terungkap saat rekonstruksi. Semua adegan dan keterangan sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP).
“Semuanya sesuai dengan BAP sudah langsung diikuti oleh para penyidik dari Unit PPA Satreskrim dan juga Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Berdasarkan reka adegan, keempat tersangka menganiaya korban dengan menggunakan tangan kosong. Keempat tersangka menganiaya korban pada bagian tubuh separuh ke atas. Hal itu sesuai dengan pemeriksaan dokter.
“Menggunakan tangan kosong. Jadi, benda tumpul yang sesuai dengan keterangan dokter menerima sehingga terjadinya luka di tubuh korban,” bebernya.
Sebelumnya, Polres Kediri Kota telah menetapkan empat tersangka dalam kematian santri ini. Polisi memastikan BBM tewas dianiaya.
Rekonstruksi kasus tewasnya santri Banyuwangi yang dianiaya temannya, hasilkan 55 adegan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News