Wajah Baru Wisata Kota Lama Zona Eropa, Dari Tak Terurus Hingga Jadi Jujukan Turis
Di sisi lain, Putri (26) penjual minuman Siropen yang terletak di Jalan Mliwis tak berhenti menyajikan dagangannya. Kebetulan, pembeli sedang banyak-banyaknya setelah haus mengelilingi Wisata Kota Lama zona Eropa.
“Ramai, Mbak. Lumayan, kami memang berdagang sejak diresmikan lagi. Kalau hari biasa (Senin-Jumat) bisa terjual 100 cup, kalau weekend (Sabtu-Minggu) bisa terjual 200-250 cup,” ucap Putri sembari tersenyum.
Hari makin malam meski bukan hari libur, pengunjung silih berganti datang. Ada yang duduk menikmati megahnya Gedung Internatio yang juga sebagai Landmark Kawasan Kota Lama Surabaya.
Tak sedikit dari mereka menyempatkan untuk mengabadikan momen atau sekadar foto-foto. Ada juga yang asyik bersepeda dengan sepeda tua yang disewakan di sana, dan ada yang menggunakan jasa kereta listrik toerwegan.
Selain ditawarkan wisata, para wisatawan juga diajak mengingat dan menjaga nilai-nilai sejarah yang menjadi pusat kota di zaman pemerintahan kolonial Belanda kala itu.
Kota Lama Surabaya memiliki tempat paling ikonik yang menjadi saksi bisu pecahnya pertempuran 10 November 1945. Salah satu adalah Jembatan Merah. Di lokasi yang tak jauh dari Gedung Internatio itu, menjadi tempat tewasnya Jenderal A.W.S Mallaby.
Seiring dengan perkembangan wisata dan merawat sejarah, hal yang tak kalah penting dari penghidupan kembali Kota Lama adalah pertumbuhan ekonomi yang harus dirasakan masyarakat sekitar.
Konsep Revitalisasi Wisata Kota Lama zona Eropa
Kota Lama zona Eropa sendiri memiliki luas kurang lebih 12,7 hektare. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya Nomor: 188.45/228/436.1.2/2015 tentang Penetapan Lingkungan Kawasan Kota Lama Surabaya/Europeesche Wijk.
Wajah baru Kota Lama kini lebih berwarna dengan pembaruan ikon-ikon wisata yang bisa dinikmati para wisatawan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News