Pemilik STMJ Bu Nunuk Wafat Saat Haji Furoda, Sempat Hilang Ketika Lempar Jumrah
“Orang travel melakukan penyisiran di lokasi hilangnya ibu saya. Namun, tidak ketemu,” katanya.
Kabar hilangnya Nunuk itu didapatkan Rizaldi pada keesokan harinya, waktu Indonesia, Senin (17/6) sekitar jam 02.00 dini hari.
“Kondisi kami panik, masih berpikir positif, di sana kebanyakan orang Indonesia pasti bisa tanya. Namun, satu hari setelah kabar tersebut, pada Selasa (18/6) enggak ada perkembangan. Akhirnya kami hubungi pihak keluarga yang ada di sana dan kerja di kedutaan dan KJRI,” jelasnya.
Kemudian, pada hari itu keluarga di Surabaya mendapatkan kabar bahwa ibunya sudah meninggal. Informasi itu didapatkan langsung dari ayahnya.
“Beberapa menit setelah beredar kabar itu, tiba-tiba ayah membantah. Sebab, kata ayah jenazah yang ditemukan atas nama Nunuk ini menggunakan gelang, padahal ibu tidak memakai gelang,” jelasnya.
Mendengar informasi itu, keluarga bersama pihak travel masih optimis bahwa Nunuk bisa ditemukan dan dalam kondisi selamat.
“Hari Rabu (19/6) dicari lagi sama pihak travel. Pihak travel cari pendamping. Orang travel optimis bilang mama masih hidup, karena mencarinya hanya di lokasi hilang penampungan orang hilang,” lanjutnya.
Saat itu juga Rizaldi mencoba berbicara kepada ayahnya agar pencarian tidak hanya dilakukan di lokasi penampungan orang hilang, tetapi ke rumah sakit terutama forensik.
Pemilik STMJ Bu Nunuk wafat saat haji furoda, sempat dinyatakan hilang ketika meninggal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News