Unair Memanggil, Ratusan Civitas Academica & Alumni Suarakan Keprihatinan Demokrasi

Situasi itu, kata dia, sesuatu yang harus dievaluasi agar tidak kembali ke belakang atau mengalami kehancuran terhadap demokrasi sehingga republik rasa kerajaan.

"Pak Jokowi dipilih dengan harapan menjaga demokrasi, tetapi di akhir jabatannya seperti justru yang dibela adalah kepentingan keluarga, bukan publik, dan menurut kami hal ini tak bisa diterus-teruskan," katanya.

Terkait adanya anggapan pernyataan yang dilakukan akademisi adalah partisan, Airlangga melihat penilaian itu tidak pada tempatnya dan memang biasa terjadi ketika ada suara yang mencoba mengoreksi dalam momen-momen politik tertentu.

"Ini seperti pengulangan bingkai dari era yang terjadi pada orde baru. Ketika sesuatu gerakan tampil mendorong demokrasi balasannya pemberian stempel partisan politik," ucapnya.

Airlangga mengatakan hal tersebut makin menjelaskan bahwa penguasa saat ini siapa saja yang membela, mencoba membingkai gerakan dimensi etik dengan frame sempit tentang politik tertentu menunjukkan mereka merusak demokrasi.

"Kewajiban kita untuk memberi koreksi terhadap hal tersebut," kata dia.

Dosen Fisip Unair tersebut menilai hal itu salah kaprah atau mencoba mengerdilkan dimensi etis dari tuntutan masyarakat sipil.

Aksi yang akan dilakukan besok untuk menggunakan haknya terutama hak sipil dan politik sebagai warga negara, khususnya warga kampus yang harus dihormati dan menjadi obor penerang masyarakat.