Baliho Ganjar-Mahfud di Bali Dicopot, Ksatria Airlangga Minta Jatim Netral
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pencopotan baliho capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Bali oleh aparatur negara setempat mendapat respons dari kalangan sukarelawan.
Salah satunya dari alumnus Unair Surabaya yang tergabung dalam Jaringan Arek Ksatria Airlangga (JAKA). Mereka menyesalkan pencopotan baliho itu dan meminta aparatur negara di Jatim bersifat arif.
"Kami sedih adanya insiden di Bali, yang menunjukkan bagaimana tangan negara diduga ikut bermain. Memang situasi pelik karena salah satu kontestan di Pilpres adalah anak presiden yang menjabat sehingga netralitas aparatur negara berat," ujar Ketua JAKA Teguh Prihandoko, Kamis (2/11).
Teguh menyebut seluruh masyarakat Jatim berharap agar aparatur negara di Jatim benar-benar bisa menjaga netralitasnya, baik itu ASN, TNI, maupun Polri.
“Semoga aparatur di Jatim bisa arif dan bijaksana serta kejadian seperti di Bali tidak terjadi di Jatim,” katanya.
Teguh menuturkan harapan tersebut perlu disuarakan mengingat Jatim adalah provinsi strategis dalam konteks pemilu.
Baca Juga:
Presiden Jokowi juga besar kemungkinan akan beberapa kali berkunjung ke Jatim dalam beberapa waktu ke depan.
“Pasti Pak Jokowi cukup banyak kunker di Jatim, mengingat daerah ini menjadi wilayah yang akan sangat menentukan dalam pilpres. Kami memohon aparatur negara benar-benar netral sehingga apa yang terjadi di Bali tidak terulang di Jatim,” pungkas Teguh. (mcr12/jpnn)
Ketua Jaringan Arek Ksatria Airlangga (JAKA) Teguh Prihandoko meminta aparatur negara di Jatim menjaga netralitas dalam Pemilu 2024.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News