Ubaya Beberkan Hasil Analisis Kelayakan Ekonomi Radial Road Surabaya Barat
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Tim gabungan dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya) menganalisis kebutuhan dan kelayakan ekonomi pembangunan radial road Surabaya Barat.
Penelitian tersebut berfokus pada pemborosan ekonomi akibat kapasitas Jalan Lontar yang dinilai tidak stabil akibat geometrik jalan, distribusi arah, komposisi lalu lintas, dan faktor lingkungan seperti aktivitas samping jalan dan jumlah penduduk sekitar.
Ketua tim sekaligus Ketua Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya Aluisius Hery Pratono mengatakan pembangunan radial road merupakan penghubung antara Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dengan Jalan Lingkar Dalam Barat (JLDB).
Jalan tersebut difungsikan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas yang diakibatkan besarnya volume kendaraan di kawasan Lontar, mengingat kondisi di kawasan tersebut sudah termasuk over capacity.
"Hasil survei pada hari kerja, volume kendaraan mencapai 88 persen sehingga arus lalu lintas tidak stabil dan laju kendaraan rendah," ujar Hery saat konferensi pers, Selasa (26/9).
Kemudian pada akhir pekan, volume kendaraan mencapai 153 persen sehingga arus lalu lintas terhambat hingga berhenti. Kondisi itu mengakibatkan biaya operasional menjadi bertambah.
Biaya operasional bertambah ini untuk bahan bakar, pemakaian oli, ban, dan biaya suku cadang akan dipengaruhi perubahan kecepatan dan jarak tempuh kendaraan. Pengendara mobil harus menanggung biaya dua kali lipat saat terjebak macet.
Berdasarkan riset yang dilakukan Ubaya pada Agustus 2023, biaya operasional mobil yang terjebak macet di Lontar Rp12.937 per kilometer, sedangkan ambang batas tarif taksi online di Jatim Rp6.500 per kilometer.
Tim peneliti dari Ubaya membeberkan hasil analisis kebutuhan dan kelayakan ekonomi radial road Surabaya Barat di Jalan Lontar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News