Pakar ITS: Surabaya Belum Layak Disebut Smart City
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pakar Tata Kota Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Putu Rudy Setiawan menyebutkan Surabaya memang belum layak dinobatkan sebagai Smart City.
Hal itu diungkapkan Putu saat menjadi pembicara pada talkshow yang berjudul "Surabaya Gak Jadi Smart City, Gak Bahaya ta ?" yang di gelar di kantor Ngopibareng.id, Senin (26/6).
Kota Surabaya sendiri tak masuk dalam daftar 141 kota Smart City Index 2023 yang dirilis oleh IMD World Competitiveness.
“Kalau menurut saya belum (kota Smart City,” kata Putu.
Dirinya menjelaskan suatu kota bisa disebut dengan Smart City adalah terkait efesiensi bentuk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
Salah satu contoh yakni terkait kepengurusan administrasi kependudukan. Masih banyak masyarakat Surabaya mengurus di kantor kelurahan atau bertemu secara langsung.
Padahal, Pemkot Surabaya telah memiliki aplikasi untuk mempermudah masyarakat mengurus kependudukan yakni melalui aplikasi Klampid.
“Masyarakat belum bisa menggunakan aplikasi tersebut. Alhasil, mereka harus naik motor untuk menuju tempat pengurusan. Itu gak efeisien, hal itu yang ditanyakan oleh IMD,” jelasnya.
Pakar tata kota ITS ungkap alasan Surabaya tak masuk daftar Kota Smart City
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News