Petani di Desa Taji Malang Dapat Wawasan Pengolahan Tanaman Kopi, Mau Tahu?
jatim.jpnn.com, MALANG - Para akademisi dari Universitas Widyagama, praktisi, dan penikmat kopi membagikan pengalaman mereka kepada para petani kopi di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Rombongan tersebut datang langsung ke kebun kopi bertujuan untuk meningkatkan wawasan para petani. Mereka berdiskusi dan bertukar pengalaman masing-masing.
Praktisi bisnis kopi Uztaz Soleh yang berasal dari Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan itu mengatakan modal utama masuk ke dalam dunia perkopian adalah kejujuran. Menurutnya, kejujuran para petani dalam mengolah biji kopi menjadi bekal utama untuk sukses menjadi petani kopi.
"Kita harus jujur tidak boleh mengakali (bohong), terutama terkait petik merah dan pengolahannya," ujar Soleh, Jumat (11/3).
Hasil pengolahan yang baik akan muncul setelah dilakukan penyortiran. Apabila barang atau produk yang diberikan kepada konsumen tidak baik maka akan menjadi penilaian yang buruk bagi petani.
"Jika tidak dihasilkan dari pengolahan terbaik maka akan jualan kopi biasa, bukan yang spesial (kopi terbaik)," tuturnya.
Soleh mengaku pernah belajar mengolah kopi arabika dengan meniru dan belajar langsung ke daerah Gayo, Aceh. Menurut dia, hanya jenis kopi itu saja yang memiliki penilaian internasional dan terkenal enak.
"Kopi Gayo paling laris dan berkualitas baik, harga sesuai kualitas. Kalau Taji ingin harga berkualitas maka pengolahan harus maksimal," kata dia.
Para rombongan akademisi dan praktisi memberi wawasan mengolah tanaman kopi kepada petani di Desa Taji, Malang
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News