Pemecatan Kader Kesehatan di Surabaya Jadi Masalah, Ada yang Keliru dari Pemkot
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemecatan kader kesehatan di Surabaya ditanggapi Tim Pengkaji dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Ratna Dwi Wulandari.
Dia menilai permasalahan itu timbul akibat kurangnya sosialisasi dari pemerintah kota setempat.
Pihaknya pun telah mengurai akar masalah adanya polemik kader kesehatan yang berubah menjadi Kader Surabaya Hebat disusul dengan pemangkasan jumlahnya.
"Kenapa muncul keresahan? Karena sistem itu pergantiannya mendadak. Mungkin sosialisasi dan penataan pranatanya belum cukup waktu, tetapi sudah diimplementasikan. Inilah yang membuat munculnya kegaduhan itu," katanya, Kamis (3/3).
Dia mengandaikan waktu antara kajian tersebut dengan implementasinya cukup waktu, maka bisa dilakukan uji publik dahulu sehingga bisa mengantisipasi permasalahan yang muncul.
Ratna juga menjelaskan kenyataan di masyarakat, sering kali seorang kader mengemban tugas yang banyak, seperti kader jumantik, kesehatan dan kader lingkungan, tetapi berjalan sendiri-sendiri.
"Itu yang membuat saya melakukan kajian agar kader itu terstruktur. Apakah memungkinkan tugas-tugas ini lebih ditata? Saya rasa dengan kajian itu kalau ditindaklanjuti dengan baik akan menata beban para kader," ujarnya.
Menurut Ratna, restrukturisasi itu perlu peningkatan kapasitas kader dan penataan instrumen.
Tim pengkaji dari Unair menanggapi problem pemecatan kader kesehatan di Surabaya. Ada beberapa poin yang menjadi sorotannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News