Kapal Nanggala 402 Hilang Kontak, Pakar ITS: Arusnya Kencang

Jumat, 23 April 2021 – 13:30 WIB
Kapal Nanggala 402 Hilang Kontak, Pakar ITS: Arusnya Kencang - JPNN.com Jatim
KRI Nanggala 402 pada 2015. Foto: U.S. Navy by Mass Communication Specialist 3rd Class Alonzo M. Archer

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pakar kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Wisnu Wardhana memberikan pendapat terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala (402) di perairan Bali bagian utara, Rabu (21/4).

Wisnu mengatakan hilangnya kontak KRI Nanggala kemungkinan dipengaruhi kondisi arus laut.

Dia menyebut arus air yang tinggi bisa mengakibatkan resultan nol yang bakal sampai ke penerima. Kondisi tersebut yang diartikan sebagai hilang kontak dalam dunia kapal selam.

"Pada kasus kapal selam KRI Nanggala ini harus dilihat dari beberapa sisi, mulai dari media air yang resultannya nol atau kerusakan peralatan teknis," kata Wisnu di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/4).

Mengenai ceceran minyak yang ditemukan di lokasi pencarian, Wisnu menduga temuan tersebut merupakan bahan bakar dari KRI Nanggala.

Wisnu menjelaskan bahwa ada yang namanya tangki pemberat dalam desain konstruksi kapal selam.

Untuk kapal selam model 1980-an, kedalaman maksimal yang bisa dijangkau adalah 380 meter, tetapi ambang batasnya sekitar 300 meter.

"Jika dipaksa lebih dari itu, kapal selam seperti diremas dengan gaya hidrostatik dari air. Kalau sampai ada oli dan cairan minyak di permukaan air ini indikasi tangki pemberatnya rusak," beber WIsnu.

Wisnu menambahkan jika sudah di kedalaman 300 meter strukturnya mulai berbunyi dan kolaps. Tangki rusak, semua minyak keluar. Semua penyebab harus diidentifikasi. Apakah kesalahan sistem, mesin atau pengemudi.

Pakar kelautan ITS Wisnu Wardhana memberikan pendapat terkait tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala di perairan Bali Utara..
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News