BMKG Sempurnakan Sistem Peringatan Dini Deteksi Gempa Non Tektonik
jatim.jpnn.com, JAWA TIMUR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai mengembangkan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS).
"Pengembangan tersebut terutama dalam pendeteksian tsunami non tektonik yang kerap terjadi di Indonesia," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (19/9)
Dwikora menjelaskan sistem peringatan dini yang ada di Indonesia saat ini masih terbatas untuk Peringatan Dini Tsunami Tektonik yang dibangkitkan oleh gempa bumi.
"Padahal, akhir-kahir ini banyak terjadi gempa non tektoni di beberapa wilayah di Indonesia yang kemudian memicu tsunami," katanya
Dwikora mencontohkan tsunami di Pandeglang, Selat Sunda, Banten yang terjadi tahun 2018. Tsunami tersebut, kata dia, merupakan imbas dari gempa non tektonik yang terjadi akibat longsor lereng gunung ke laut, bukan karena gempa bumi.
"Kasus serupa terjadi di Pulau Seram, Maluku Tengah. Ada longsor lereng pantai sehingga berdampak tsunami dengan kenaikan muka air laut sekitar 50 cm," tuturnya.
Maka dari itu, lanjut dia, penyempurnaan dan inovasi harus dilakukan BMKG pada Sistem Peringatan Dini Tsunami.
Terkait gempa non tektonik, Dwikorita menyebutkan beberapa wilayah yang potensial alami bencana alam tersebut antara lain Selat Sunda, Kota Palu Sulawesi Tengah, Pulau Seram Maluku Tengah, juga beberapa titik di Wilayah Indonesia Tengah dan Timur, termasuk Pulau Lembata Nusa Tenggara Timur.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai mengembangkan Sistem Peringatan Dini untuk membaca gempa non tektonik..
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News