Alasan Terima Rp 70 Juta dari Pemakaman Korban Covid-19, Sekda Jember: Bukan Jenazah Biasa

"Pada Juli 2021 itu tercatat lebih dari 50 orang per hari yang meninggal, itu saat puncaknya pandemi. Kematian itu juga sangat mendadak dan tidak dapat diprediksi, sehingga kami setiap hari harus monitoring pemakaman sampai pemakaman terakhir," tuturnya.

Hal itu ditambah dengan adakalanya tenaga pemakaman memundurkan diri karena takut risiko tertular Covid-19. Maka, dia dan para pejabat lain harus mencari pengganti lagi.

Menurut Minarno, mereka juga harus mencari tukang kayu yang dapat memproduksi peti jenazah dengan pembayaran belakangan.

"Saat itu belum tersedia anggaran dalam APBD, kami tiap malam harus berkonsultasi dengan bupati," ujarnya.