Konsep Perpustakaan di Surabaya Masih Kuno, Pakar Literasi: Harus Mulai User Friendly, Maksudnya..
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Perpustakan di wilayah Kota Surabaya diminta menerapkan user friendly atau kenyamanan pengunjung.
Hal tersebut disampaikan oleh Pakar literasi sekaligus Founder Ruang Pendampingan Psikologi dan Literasi (Pelita) Sinta Yudisia.
Sinta menilai perpustakaan di Surabaya, sudah saatnya menjawab apa yang diresahkan pengunjung.
Menurut Sinta, secara umum publik masih suka datang ke perpustakaan, namun ada pergeseran perilaku publik yang membuat mereka memiliki preferensi baru pada perpustakaan.
"Mereka berharap datang ke perpus bukan hanya ingin baca buku, tapi juga bisa berkumpul, rekreasi bahkan berekspresi," kata Sinta.
Maka, kata Sinta, perpustakaan harus mulai tampil beda.
"Tempatnya bisa direbranding, misal menjadi studio baca, kafe buku, one stop learning atau sekedar diubah menjadi perpustak@an. Ada penambahan @ dipapan namanya," papar Sinta.
Soal stigma perpustakaan sebagai tempat pustakawan serius, tidak boleh bicara, banyak tumpukan buku tua harus mulai diubah.
"Perpusatkaan harus user friendly seperti di negara Korea atau Finlandia," jelasnya
Untuk diketahui, konsep user friendly memperbolehkan pengunjung untuk mencamil, duduk santai, bahkan ada kafe di area perpustakaan.
Selain itu, biasanya dilengkapi dengan sarana prasarana berbasis teknologi IT.
Lalu ada banyak event menarik seperti peluncuran buku, musik, bedah film termasuk banyak friendly space yang disukai anak muda. (antara/mcr17/jpnn)
Perpustakan di wilayah Kota Surabaya diminta menerapkan user friendly atau kenyamanan pengunjung.
Redaktur & Reporter : Febriansyah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News