Krisis Plasma Konvalesen Kosong, Pemkot Surabaya Ambil Tindakan
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kebutuhan plasma konvalesen untuk perawatan pasien COVID-19 meningkat. Itu sebabnya, ketersediaan di lapangan pun menipis termasuk di Unit Transfusi Darah (UDD) PMI Surabaya.
"Kami sudah meminta Dinas Kesehatan Surabaya untuk membantu kebutuhan PMI," kata Wawali Armuji, Jumat (9/7).
Dia menerangkan sebagai salah satu upaya penanganan COVID-19, pemenuhan kebutuhan plasma konvalesen untuk masyarakat, terutama yang terpapar virus corona harus dipikul bersama.
"Penyelesaian tersebut harus secara menyeluruh dan sistemik, tidak bisa setengah-setengah. Kami butuh gotong-royong semua pihak demi keselamatan warga Kota Surabaya," kata dia, Jumat (9/7).
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah sebelumnya mengaperisasi langkah PMI setempat untuk membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam gerakan donor plasma konvalesen bagi penyintas COVID-19.
"Plasma konvalesen sangat dibutuhkan bagi pasien COVID-19 yang sedang dirawat di rumah sakit," ujar Khusnul.
PMI Surabaya sempat kewalahan melayani permintaan plasma konvalesen dalam beberapa hari terakhir ini. Bahkan sejak Selasa (6/7), ada 574 permintaan yang belum terlayani padahal stok masih kosong.
Dari ratusan permintaan plasma konvalesen itu, 138 kebutuhan darah golongan A, 187 golongan darah B, 62 golongan darah AB, dan 187 permintaan sisanya darah golongan O. (antara/mcr13/jpnn)
Kebutuhan plasma konvalesen untuk perawatan pasien COVID-19 meningkat menyebabkan ketersediaannya di Surabaya menipis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News