Klarifikasi Kejagung RI Soal Aduan Ghufron, Anak Tukang Sapu di Surabaya yang Gagal Jadi Jaksa

Leonard juga menjelaskan bahwa pihaknya telah memaparkan secara terbuka kepada seluruh calon pelamar mengenai komponen penilaian seleksi tersebut.
"Di mana tiga sub tes yang bersifat menggugurkan mutlak diperlukan dalam rangka menjaring calon pegawai Kejaksaan RI yang sesuai dengan tugas dan fungsinya selaku penegak hukum," tutur dia.
Pegawai Kejaksaan RI tidak hanya memerlukan kecerdasan secara intelektual, tetapi juga didukung dengan kesiapan mental, potensi, psikis, maupun kesehatan jiwa dan fisik yang mumpuni.
Dalam rangka menjamin objektivitas, dia mengatakan pihaknya telah melakukan penunjukan tim konsultan SDM yang menjalankan psikotes dan tes kejiwaan dilakukan secara lelang terbuka melalui e-procurement (lelang elektronik) sehingga independensi mereka terjaga.
Adapun, tes kesehatan diselenggarakan secara serentak di pelbagai rumah sakit daerah yang selanjutnya dinilai secara terpusat oleh tim dokter independen untuk meminimalisasi terjadinya kecurangan.
"Dari penjelasan tersebut, Kejaksaan Agung telah memberikan pelurusan dan informasi kepada masyarakat atas pemberitaan dimaksud," ujar Leonard. (ant/dil/mcr13/jpnn)
Kejagung RI menerangkan pengaturan nilai nol dalam tes psikotes dan kesehatan yang diterima oleh Ghufron.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News