Wajah Baru Wisata Kota Lama Zona Eropa, Dari Tak Terurus Hingga Jadi Jujukan Turis
“Secara orientasi pariwisata, membangun kesadaran publik untuk menjaga, tahu, dan ikut bagian menjadi penyelamatan warisan itu penting. Cara yang paling efektif membuat itu menjadi objek wisata, tetapi seharusnya tidak berhenti sampai di situ,” kata Kuncar saat dihubungi, Sabtu (9/11).
Mak-mak sedang asyik berfoto di depan mobil listrik toerwagen di Jalan Mliwis yang terletak di Kota Lama Surabaya. Foto: Ardini Pramitha/JPNN.
Dia juga mewanti-wanti orientasi terkait pariwisata dan penyelamatan juga harus terus beringinan.
Sebab, jika terlalu mengedepankan orientasi pariwisata maka banyak hal yang dibutuhkan, seperti tempat parkir, penambahan pedagang, sarana dan prasarana yang terus ditambahkan.
“Kalau orientasinya pariwisata kebutuhan makin banyak, tempat parkir, karena bebannya makin tinggi, akan ada sampah dan segala macem. Butuh tempat makan sehingga ruwet dan terkendalikan,” jelasnya.
Jangan sampai, niat awal yang semula penyelamatan warisan justru dirusak oleh sektor pariwisata.
“Itu contohnya Kota Tua Jakarta, kemudian menjadi ruwet dengan sendirinya sehingga semangat awalnya penyelamatan terabaikan. Jadi, akhirnya bingung fasilitas parkir kurang, begitu terus karena orientasinya seperti itu,” katanya.
Wajah baru Kota Lama kini lebih berwarna dengan pembaruan ikon-ikon wisata yang bisa dinikmati para wisatawan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News