Rektor Udinus & Pj Wali Kota Kediri Ajak Mahasiswa Pahami Ekosistem Technopreneur
Gen-Z sering dianggap kurang bisa menghargai norma dan struktur sosial pada organisasi kerja, terkesan manja, lemah dan banyak mau.
“Meski begitu, mereka memiliki keuntungan mengenal dunia digital sejak kecil atau yang biasa disebut digital natives. Ketika ditanamkan mindset yang tepat, mereka akan lebih adaptif dan luwes dengan teknologi serta media sosial dan memiliki peluang besar menjadi digital leaders,” kata Zanariah.
Zanariah menjelaskan, untuk menjadi digital leaders saat ini, generation gap menjadi salah satu persoalan utama. Adanya perbedaan karakter dan preferensi tiap generasi akan menimbulkan terhambatnya komunikasi.
“Hambatan lain muncul di laju digitalisasi yang cukup pesat, arus informasi yang kuat, filter bubble dan echo camber, serta kurangnya pembiasaan membaca. Dari situasi itu, Gen-Z harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai, maka perlu bekal yang cukup bagi mereka untuk memimpin diri sendiri maupun organisasi dengan baik,” imbuhnya.
Dia berpesan kepada mahasiswa Udinus Kediri untuk terus menambah wawasan bahkan setelah lulus nantinya.
Mahasiswa jangan takut berpikir kritis, dan jalin koneksi karena dapat memperluas perspektifserta memanfaatkan teknologi dengan baik.
“Saya berharap apa yang telah disampaikan pada kuliah umum kali ini bisa bermanfaat dan memotivasi semua mahasiswa Udinus Kediri. Apresiasi juga saya sampaikan kepada Udinus atas kesempatan yang diberikan kepada pemerintah untuk memberikan beasiswa kepada para ASN kami,” tutupnya.
Diketahui, Kuliah umum itu dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, ormawa, dan RPL.
Rektor Udinus dan Pj Wali Kota Kediri ajak Gen-Z memahami teknologi untuk peluang usaha.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News