Waspadai Faktor & Dampak Dating Violence, Bahaya Terhadap Kondisi Psikologis
Tindak kekerasan dalam dating violence mengikuti siklus yang berputar dan berkelanjutan. Setelah pelaku melakukan kekerasan, biasanya akan memperlakukan pasangannya dengan sangat baik.
"Hal ini yang disebut dengan fase honeymoon," katanya.
Tindakan ini membuat korban memiliki optimisme bahwa sang pasangan masih bisa berubah. Inilah yang membuat mengapa banyak pasangan tidak melaporkan adanya kekerasan sehingga fenomenanya seperti gunung es.
Pasangan yang menjalani dating violence dalam waktu yang lama akan berdampak pada kondisi psikologis.
“Seseorang akan kehilangan self esteem atau penilaian terhadap diri sendiri, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial, merasa rendah diri dan cenderung menyendiri bersama pasangannya, bahkan pada tahap ekstrem bisa depresi dan bunuh diri,” tuturnya.
Selain itu, seseorang yang mengalami kekerasan fisik saat berpacaran dapat menimbulkan luka fisik, bahkan cacat.
Untuk itu, Soerjantini mengimbau masyarakat dapat memberikan psikoedukasi apabila melihat ada kerabat yang mengalami dating violence.
"Bagi yang sedang mengalami, solusi yang dapat dilakukan adalah mengakhiri hubungan tersebut selagi belum lanjut ke pernikahan. Dalam proses tersebut, dapat memperluas diri untuk mempunyai support system yang dapat membantu,” pungkasnya. (mcr12/jpnn)
Inilah bahaya bertahan dalam hubungan toxic yang berujung terjadinya dating violence atau kekerasan dalam berpacaran, segera keluar dari zona tersebut.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News